RAMANIA

Masyarakat Kalimantan tentunya tidak asing lagi dengan tumbuhan yang satu ini. Ramania, buah yang sewaktu muda sangatlah enak dijadikan sambal dan ketika matang dapat dirasakan keeksotisan rasanya. Berikut sedikit tulisan mengenai buah Ramania. Semoga bermanfaat...


Indonesia merupakan suatu negara yang beruntung karena terletak di daerah khatulistiwa yang mempunyai tipe hutan hujan tropik cukup unik dengan keanekaragaman jenis tertinggi di dunia (Whitmore, 1980). Kekayaan jenis tumbuhan di hutan Indonesia sampai sekarang belum didapat angka yang pasti. Sampai sekarang paling tidak terdapat 30.000 jenis tumbuhan berbunga yang sebagian besar masih tumbuh liar di hutan-hutan di berbagai kawasan di Indonesia. Saat ini baru sekitar 4.000 jenis saja yang diketahui telah dimanfaatkan langsung oleh penduduk dan hanya sekitar seperempatnya yang telah dibudidayakan (Sastrapradja dan Rifai, 1972) bahkan mungkin kurang dari 10 persennya (Williams, et al, 1975). Dengan demikian masih banyak jenis-jenis tumbuhan yang belum diketahui pemanfaatannya dan jenis-jenis tersebut masih tumbuh liar diberbagai kawasan hutan di Indonesia.
Kekayaan keanekaragaman jenis buah-buahan asli Indonesia juga cukup tinggi dan masih banyak yang belum dimanfaatkan secara baik. Hal ini terlihat antara lain dengan masih banyaknya buah-buahan “import” yang dijual di pasar-pasar ataupun di toko-toko swalayan di berbagai kota di seluruh Indonesia. Padahal Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman hayati. Ada banyak manfaat dari berbagai tumbuhan lokal yang jarang kita ketahui. Oleh karena itu, sangat perlu bagi kita untuk mengangkat kembali berbagai tumbuhan lokal sebagai tulisan agar kita dapat lebih mengenali tumbuhan endemik beserta manfaatnya. 



RAMANIA (Bouea macrophylla Griffith)

A.      DISTRIBUSI
Ramania (Bouea macrophylla Griffith) adalah satu spesies dari suku Anacardiaceae, yang di beberapa daerah di Indonesia disebut dengan berbagai nama yang berbeda seperti gandaria (Jawa), jatake, gandaria (Sunda), remieu (Gayo), barania (Dayak ngaju), Asam djanar, Kedjauw lepang; Kundang rumania; Ramania hutan; Ramania pipit; Rengas; Tampusu; Tolok burung; Umpas (Kalimantan) dandoriah (Minangkabau), wetes (Sulawesi Utara), Kalawasa, rapo-rapo kebo (Makasar), buwa melawe (Bugis), ma praang, somprang (Thailand). Kundangan, kondongan, gondongan, si kundangan, rumenia, kemenya, rembunia, rumia, setar, serapoh, asam suku, medang asam, gandaria, kundang (Malaysia), Gandaria (Filipina), Marian-plum (Ingrris) adalah tanaman yang berasal dari kepulauan Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis, dan banyak dibudidayakan di Sumatera , Thailand dan Ambon, jadi masih berkisar di kawasan Malesiana (Harsono, 2012). Informasi yang didapatkan pun masih terbatas pada keberadaan, pemanfaatan secara lokal, dan pamasaran yang juga terjadi di pasar-pasar tradisional dan dalam waktu-waktu yang juga tertentu. Ramania sebagai salah satu tanaman langka Indonesia, masih belum banyak diteliti.

B.       TAKSONOMI
Kerajaan           : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas                : Magnoliopsida
Ordo                : Sapindales
Famili              :   Anacardiaceae
Genus              :   Bouea
Spesies            : B. macrophylla
Nama binomial: Bouea macrophylla Griffith.


C.      MORFOLOGI
Pohon, tinggi mencapai 27 m, kulit batang beralur coklat terang, percabangan sering kali melengkung, menyiku atau mendatar. Daun bundar telur memanjang sampai lanset atau jorong, panjang 11- 45 cm dan lebar 4 - 13 cm, berhadapan silang, tunggal, menjangat, mengkilat, tepi rata, pangkal runcing sampai membaji, ujung runcing sampai melancip. Perbungaan aksiler dan berbentuk malai, panjang 4 - 12 cm. Bunga tetramerus, kecil, cuping kelopak bundar telur melebar, daun mahkota lonjong sampai bundar telur terbalik dan berwarna kekuningan yang segera berubah menjadi coklat. Buah pelok, agak bulat, bergaris tengah 2,5 - 5 cm, kuning sampai orange, rasanya asam sampai manis dengan bau terpentin yang cukup khas. Berdasarkan rasa buah ada beberapa kultivar di Kalimantan, yaitu `Hintalu` adalah kultivar yang rasanya sangat asam, sedangkan Ramania Pipit` dan `Ramania Tembaga` adalah kultivar yang rasanya manis (berdaging buah merah gelap). Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan menyemaikan biji ataupun dengan cara mencangkok (Rifai, 1992).
Ramania berbentuk pohon yang tingginya mencapai 27 m, dengan kulit kayunya yang retak-retak, berwarna coklat muda, dan seringkali memiliki ranting yang menggantung, tak berbulu, bersegi empat atau pipih. Daunnya tunggal, berbentuk bundar telur-lonjong sampai bentuk lanset atau jorong, menjangat, berkilat, berpinggiran rata, pangkalnya lancip sampai bentuk pasak, ujungnya lancip (acute) sampai luncip (acuminate), tangkainya 1-2,5 cm panjangnya. Perbungaannya malai, muncul di ketiak daun, panjangnya 4-12 cm; Bagian-bagian bunganya sebagian besar berkelipatan empat, berukuran kecil, cuping kelopaknya bundar telur melebar; daun mahkotanya lonjong sampai bundar telur sungsang, berukuran (1,5-2,5) mm x 1 mm, berwarna kekuning-kuningan, kemudian secepatnya berubah menjadi coklat. Buahnya bertipe buah batu, berbentuk agak bulat, berdiameter 2,5-5 cm, berwarna kuning sampai jingga, daging buahnya mengeluarkan cairan kental; buahnya tidak berbulu, rasanya asam sampai manis, dengan bau yang khas agak mendekati bau terpentin. Keping biji berwarna lembayung.

D.      HABITAT
Ramania adalah tumbuhan tropik basah dan dapat tumbuh pada tanah yang ringan dan subur. Tumbuh liar di hutan dataran rendah di bawah 300 m dpl., tetapi dalam pembudidayaan telah berhasil ditanam pada ketinggian sekitar 850 m dpl (Rifai, 1992). 

D.           PEMANFAATAN
Ramania adalah pohon buah-buahan yang populer, buahnya mirip buah mangga kecil. Walaupun rasanya agak asam, bahkan yang matang sekalipun, buah ramania biasanya dikonsumsi dalam keadaan segar, atau diolah menjadi sirup atau dijadikan manisan yang lezat sekali. Akan tetapi, pemanfaatan buah mudanya lebih penting, yaitu merupakan bahan penyedap pada sambal ramania yang khas, dan dalam asinan, serta keping bijinya yang berukuran besar dan berwarna lembayung cerah dapat meningkatkan daya tarik masakan. Seringkali daun mudanya yang berwarna ungu tua (warnanya putih sekali sewaktu mulai muncul) juga dikonsumsi segar, dimakan dengan sambal ramania. Rifai (1992) melaporkan bahwa berdasarkan rasa daging buahnya dikenal adanya : Ramania pipit yang rasanya manis dan ramania hintalu (Dicirikan dengan bentuk buah yang bundar, besar, warna kulit buah kuning mulus, rasa buahnya yang manis). Selain dua kultivar tersebut,  dikenal juga dua nama kultivar lokal lainnya yaitu ramania tembaga dan ramania harang  yang dicirikan dengan warna kulit buah kuning berbintik-bintik hitam, berukuran agak kecil, rasa manis (Saleh dkk, 2005). Suku Dayak dan Suku Banjar di Kalimantan memanfaatkannya sebagai sambal ramania.
Aktivitas antioksidan pada jus buah ramania terdapat komponen fenol yang terdeteksi melalui uji fitokimia. Di dalam tubuh manusia, senyawa fenolik dapat mengikat oksigen aktif. Dengan cara ini, senyawa fenolik tersebut berperan sebagai antioksidan dan mencegah efek oksigen aktif yang dapat merusak komponen biologis seperti protein, lipida, vitamin dan DNA (Suryanto, 2012).
Ramania merupakan buah-buahan yang dimakan segar seperti halnya mangga walaupun rasanya cukup asam. Tetapi buah ramania juga dapat dibuat sirup. Buah muda Ramania adalah lebih penting khususnya untuk dibuat sambal dan asinan. Kadang-kadang daun mudanya juga dimakan segar sebagai lalapan bersama-sama dengan sambal buah ramania. Di samping itu pohon ramania juga dapat dimanfaatkan sebagai pohon peneduh karena tajuknya (Carwadi, 2014).
Kandungan nutrisi buah ramania per 100 gram buah menurut Divisi Nutrisi Depkes : air 86.6 g, protein 40 mg, lemak 20 mg, karbohidrat 11.3 g, serat 150 mg, calcium 9 mg, phosph 4 mg, zat besi 0.3 mg, Beta karotin 23 mg, thiamine 0.11 mg, riboflavin 0.05 mg, niacin 0.5 mg dan vitamin C 100 mg (Wahyudi, 2011).
Buah ramania biasa dibuat sebagai rujak dan olahan sambal ramania. Buahnya berasa kecut-manis dan jika mau bisa dimakan langsung. Buah Ramania bentuknya bulat kecil mirip kelereng. Biji buah ramania warnanya Ungu. Selain bisa digunakan untuk makanan rujak, buah ramania terasa segar jika dibuat jus. Kandungan air yang kaya pada buah ini membuat jus ramania menyegarkan dahaga kita.

Kandungan nutrisi pada buah ramania
Buah Ramania sendiri memilik kandungan nutrisi yang cukup kompleks. Olahan yang bisa di buat dari buah ini selain untuk rujak, bisa juga di buat asinan, bahkan manfaat buah ramania ini bisa dibuat olahan bumbu masakan. Kandungan yang kaya dari buah ini adalah air, vitamin C, dan seratnya. Itu membuatnya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan kita.

Nutrisi buah ramania per 100 gram :
Air
86,6 g
Protein
40 mg
Lemak
20 mg
karbohidrat
11,3 g
Serat
150 mg
Niacin
0,5 mg
Vitamin C
100 mg
Calcium
9 mg
Fosfor
4 mg
Zat besi
0,3 mg
Beta karotin
23 mg
Thiamine
0,11 mg
Riboflavin
0,05 mg
 
Bersumber dari divisi nutrisi departemen kesehatan
Dari berbagai kandungan nutrisi yang kompleks dari buah ini, banyak manfaatnya untuk kesehatan kita seperti:
1. Kesehatan Kulit
Kandungan manfaat vitamin C dalam buah ini cukup banyak, bahkan buah ini tergolong memiliki kandungan vitamin C yang paling banyak. Hal itu cukup baik dalam membantu pembentukan jaringan kolagen yang menyehatkan kulit. Selain itu, kandungan betakaroten yang ada dalam buah ini memberikan vitamin yang baik untuk kulit. Serta kandungan air yang banyak, akan senantiasa membantu melembabkan kulit, sehingga kesehatan kulit kita akan tetap terjaga.
2.  Mempercepat Penyembuhan Luka
Selain pembentukan kolagen, manfaat buah ramania ini turut membantu metabolisme protein. Kandungan yang kaya akan vitamin C dan protein akan membuat stimulus regenerasi sel-sel dalam tubuh.
3. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Kandungan air yang kaya pada buah ini turut membantu proses penyerapan zat besi lebih efektif dilakukan. Manfaat air yang ditunjang dengan kandungan zat besi yang terdapat pada buah ini, akan meningkatkan ketahanan tubuh kita terhadap infeksi kuman ataupun virus yang menyerang tubuh.
4. Mencegah Kanker
Kandungan air hingga 86,6 g tergolong cukup tinggi dan baik untuk sistem pencernaan kita. Selain itu, ditambah lagi kandungan serat yang banyak membuat waktu yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan proses penyerapan makanan lebih cepat dan lancar. Hal itu baik untuk mencegah terjadinya endapan yang menyebabkan kanker di dalam saluran pencernaan.
Penelitian : Studi yang telah dilakukan kepada responden wanita menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi 26 g serat dalam sehari memiliki resiko terkena kanker lebih kecil 25 % di banding yang kurang serat. Kandungan serat dalam buah ini cukup banyak dan membantu tubuh untuk mencegah resiko kanker.
5. Mengatasi Sariawan
Sariawan terjadi salah satunya akibat kekurangan vitamin C. konsumsi vitamin C yang di butuhkan tubuh akan membantu proses penyembuhan sariawan. Manfaat buah-buahan yang mengandung vitamin C, juga turut membantu menyembuhkan gusi berdarah. Kebutuhan vitamin C untuk tubuh dalam sehari adalah 60 mg. Buah ramania memiliki kandungan vitamin C lebih dari 60 mg, yang cukup baik untuk membantu kita menyembuhkan sariawan.
6.  Melancarkan Peredaran Darah
Perlu kita ketahui bahwa tubuh kita ini 55%-nya terdiri atas air. Tubuh kita sangat membutuhkan air dengan jumlah banyak. Darah dalam tubuh kita saja 82%-nya terdiri dari air. Darah kita membutuhkan air untuk menjaga kekentalan dalam sistem peredaran darah. Buah ramania memiliki kandungan air yang banyak. Meminum jus buah ramania memberikan asupan air yang baik bagi peredaran darah kita menjadi lebih lancar.
7.  Menjaga Fungsi Otak
Selain darah yang membutuhkan air, otak juga membutuhkan air untuk menjaga fungsinya dengan baik. Perlu diketahui bahwa 70% otak kita terdiri dari air. Dengan memberikan asupan air yang cukup akan menjaga fungsi otak, berjalan dengan baik

8.  Menjaga Fungsi Paru-paru
Organ tubuh lainnya yang sangat membutuhkan asupan air yang cukup adalah paru-paru. Fungsinya memang untuk sistem pernafasan, namun 90% dari komposisi paru-paru adalah air. Manfaat buah ramania ini memiliki nutrisi yang baik untuk menjaga fungsi paru-paru.
9.  Menetralisir Racun
Terpenuhinya kebutuhan air dalam tubuh sangat penting untuk menjaga fungsi organ kita. Fungsi air lainnya yang cukup penting adalah membantu mengatur suhu tubuh kita dengan proses keluarnya keringat. Hal itu baik untuk membersihkan kotoran dan racun tubuh. Selain itu air yang masuk ke dalam tubuh akan membantu proses reabsorpsi lebih cepat. sehingga urin dapat mengeluarkan limbah tubuh dengan baik.
10.  Mengatasi susah BAB
Kandungan air dan serat yang tinggi pada buah ramania membantu mengatasi sembelit atau susah buang air besar. Air dan serat tersebut membantu proses penyerapan menjadi lebih lancar dan cepat.
11. Membantu Program Diet
Perlu kita ketahui bahwa serat mampu membantu menurunkan berat badan. Apalagi kandungan serat dalam buah ini lebih banyak ketimbang kandungan lemaknya. Sehingga efek yang di hasilkan akan lebih banyak dipengaruhi oleh kandungan seratnya. Selain itu, kecukupan serat dalam tubuh turut membantu membuat perasaan kenyang lebih lama, seperti yang juga terdapat manfaat apel yang banyak dikonsumsi saat menjalani program diet.
12. Mengurangi Resiko Stroke
Dari berbagai hasil studi yang dilakukan, ditemukan bahwa serat dapat mengikat kolesterol dan membuangnya bersama feses. Kandungan serat hingga 150 mg dalam buah ini akan membantu mengikat kolesterol lebih efektif. Sehingga minimnya kadar kolesterol yang telah diikat, baik bagi kesehatan untuk  mengurangi resiko stroke.
13. Kesehatan Jantung
Hasil penelitian yang dipublikasikan American Journal of Clinical Nutrition September 1999 menemukan bahwa serat merupakan penangkal yang baik untuk melawan penyakit jantung. Penelitian tersebut menambahkan bahwa dengan memenuhi kebutuhan serat 26 g per hari mencegah resiko penyakit jantung 40% lebih rendah. Tidak ada salahnya mengkonsumsi buah yang kaya akan serat ini, sehingga akan membantu kita terhindar dari penyakit jantung.
14. Mencegah Resiko Diabetes
Studi lain yang dilakukan American medical association 12 februari tahun 1997 menyatakan bahwa fungsi serat lainnya adalah untuk mencegah resiko diabetes. Jenis serat yang dikonsumsi yakni serat larut dalam air seperti buah ramania, dapat membantu memperbaiki kondisi dari penderita diabetes, serta mengurangi resiko terkena penyakit diabetes.
15. Kesehatan mata
Kandungan lainnya dalam buah ramania yang memiliki manfaat bagi kesehatan kita adalah kandungan beta karoten. Dimana nutrisi tersebut berguna untuk menjaga kesehatan mata kita. Karena beta karoten merupakan nutrisi yang cepat berubah menjadi manfaat vitamin A yang diserap oleh tubuh. Kita tahu bahwa vitamin A sangat baik untuk kesehatan mata.
Buah ramania memiliki kandungan vitamin C yang sangat banyak, hampir 110 mg. padahal konsumsi vitamin C yang melebihi dari kebutuhan 60 mg yang diperlukan tubuh akan memperberat kerja organ ginjal dan hati kita. Untuk mengatasinya, adalah dengan membuat ramania menjadi jus buah yang segar untuk diminum. Menempatkan vitamin C dalam suhu yang dingin dapat merusak kandungan dengan mengurangi kadarnya. Selain itu vitamin C juga cepat larut di dalam air. Oleh karena itu, dengan membuatnya menjadi jus buah segar akan mereduksi kandungan vitamin C dalam buah ramania ketika di konsumsi oleh tubuh. Sehingga asupan vitamin C yang masuk ke dalam tubuh tetap proporsional sesuai kebutuhan tubuh kita. 

D.      PEDOMAN BUDIDAYA
Ramania umumnya diperbanyak dengan benih, tetapi mudah juga diperbanyak dengan cangkokan dan tempelan. Semai atau tanaman yang diperbanyak melalui klon ditanam dalam barisan dengan jarak tanam 10 x 12 m, dan memerlukan naungan ringan selama beberapa bulan.

E.       PEMELIHARAAN
Untuk memperpendek masa vegetatif dianjurkan pemupukan dengan pupuk kandang, urea, dan pupuk buatan lainnya, agar kecepatan tumbuhnya meningkat pada tahun-tahun pertama.

F.        PANEN DAN PASCA PANEN
Biasanya panen pertama untuk tanaman yang berasal dari semai adalah 8-10 tahun setelah tanam, atau kalau berasal dari perbanyakan vegetatif hanya 5-6 tahun.

KESIMPULAN
 
1.      Ramania disebut dengan nama binomial yaitu Bouea macrophylla Griffith.
2.      Ramania (Bouea macrophylla Griffith) adalah satu spesies dari suku Anacardiaceae, yang di beberapa daerah di Indonesia disebut dengan berbagai nama yang berbeda.
3.      Ramania berbentuk pohon yang tingginya mencapai 27 m, dengan kulit kayunya yang retak-retak, berwarna coklat muda, dan seringkali memiliki ranting yang menggantung, tak berbulu, bersegi empat atau pipih.
4.      Ramania adalah tumbuhan tropik basah dan dapat tumbuh pada tanah yang ringan dan subur.
5.      Buah ramania juga dapat dibuat sirup. Buah muda Ramania adalah lebih penting khususnya untuk dibuat sambal dan asinan. Kadang-kadang daun mudanya juga dimakan segar sebagai lalapan bersama-sama dengan sambal buah ramania. Di samping itu pohon ramania juga dapat dimanfaatkan sebagai pohon peneduh karena tajuknya.
6.      Ramania umumnya diperbanyak dengan benih, tetapi mudah juga diperbanyak dengan cangkokan dan tempelan.
7.       Untuk memperpendek masa vegetatif dianjurkan pemupukan dengan pupuk kandang, urea, dan pupuk buatan lainnya, agar kecepatan tumbuhnya meningkat pada tahun-tahun pertama.
8.       Biasanya panen pertama untuk tanaman yang berasal dari semai adalah 8-10 tahun setelah tanam, atau kalau berasal dari perbanyakan vegetatif hanya 5-6 tahun.


Semoga dengan adanya makalah ini dapat membuka wawasan kita untuk lebih membudidayakan tumbuhan lokal.



 

 
DAFTAR PUSTAKA

Carwadi, Dadi. 2014. Obat Tradisional Alam. http://manfaatdaunbuah.blogspot.com/2014/04/manfaat-dan-khasiat-buah-ramania-untuk.html, diakses 21 Maret 2015.

Harsono, Tri. 2012. Gandaria (Bouea macrophylla Griffith) Distribusi, Taksonomi  dan Pemanfaaatannya Di Indonesia.
Rifai, M.A., 1992. Bouea macrophylla Griffith. In Coronel, R.E. & Verheij, E.W.M. (Eds.): Plant Resources of South-East Asia. No. 2: Edible fruits and nuts. Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. pp. 104-105.
Saleh, M. Mawardi M., Eddy W. dan D. Hatmoko, 2005. Determinasi Dan Morfologi Buah Eksotis Potensial Di Lahan Rawa.  Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Banjarbaru
Suryanto, E. 2012. Fitokimia  Antioksidan. Putra Media Nusantara (PMN): Surabaya.  
Wahyudi, Firman. 2011. Tanaman Obat. http://manfaat.co.id/15-manfaat-buah-ramania-  bagi- kesehatan, diakses 21 Maret 2015.
           


 







2 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Posting Komentar