Keanekaragaman organisme di muka bumi ini tentunya tak lepas dari berbagai faktor. Berikut faktor-faktor abiotik yang mempengaruhi
keanekaragaman organisme:
1.
Air
Hampir semua makhluk hidup membutuhkan air. Karena itu, air
merupakan komponen yang sangat vital bagi kehidupan.
Sebagian besar tubuh makhluk hidup tersusun oleh air dan tidak ada satupun
makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Meskipun demikian, kebutuhan
organisme akan air tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula
dengan ketersediaan air di suatu daerah, tidak sama antara daerah satu dengan yang
lainnya.
Hal ini juga akan mempengaruhi cara hidup organisme yang
ada di daerah-daerah tersebut. Misalnya hewan yang hidup di daerah gurun akan memiliki kapasitas penggunaan
air yang relatif sedikit sebagai penyesuaian terhadap lingkungan hidupnya yang miskin air. Berbagai
jenis tumbuhan yang ada juga beradaptasi dengan keadaan tersebut, salah satunya
dengan membentuk daun yang tebal dan sempit sehingga
mengurangi penguapan,
contohnya adalah tumbuhan kaktus. Air sangat penting bagi kehidupan,
tetapi ketersediaannya sangat bervariasi di berbagai habitat. Sifat air yang unik berpengaruh terhadap
organisme dan lingkungannya. Contoh : osmosis, kadar garam, pH. Organisme darat
berevolusi berdasarkan kebutuhan untuk mendapatkan dan menyimpan air dalam
jumlah yang cukup.
2.
Udara
Udara sangat penting bagi
kehidupan di bumi ini. Oksigen diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas atau karbondioksida yang diperlukan tumbuhan
untuk berfotosintesisjuga berasal dari udara.
Bahkan bumi pun dilindungi oleh atmosfer yang merupakan
lapisan-lapisan udara. Angin mempengaruhi
suhu lingkungan. Dan berpengaruh pada organisme dengan cara meningkatkan
hilangnya panas karena evaporasi dan konveksi.
Selain itu juga menyebabkan evolusi bentuk fisik dari organisme.
3.
Cahaya
matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama semua makhluk hidup,
karena dengannya tumbuhan dapat berfotosintesis. Sedangkan keberadaan uap
air di udara akan mempengaruhi kecepatan penguapan air dari permukaan tubuh
organisme. Organisme yang hidup di daerah
panas (suhu udara tinggi dan kelembaban
rendah) akan berupaya untuk mengurangi penguapan air dari dalam tubuh, misalnya unta yang merupakan hewan khas
padang pasir. Sedangkan beruang kutub, karena hidup di lingkungan yang sangat
dingin, beradaptasi dengan memiliki rambut yang tebal.
4.
Tanah
Keberadaan suatu ekosistem juga dipengaruhi oleh
kondisi tanah. Bila bumi hanya berisi batu dan logam, tanpa ada tanah maka tidak
akan ada berbagai jenis tumbuhan dan organisme lainnya. Tanah merupakan tempat
hidup bagi berbagai jenis organisme, terutama tumbuhan. Adanya tumbuhan akan
menjadikan suatu daerah memiliki berbagai organisme pemakan tumbuhan dan
organisme lain yang memakan pemakan tumbuhan tersebut. Sebagai perbandingan
adalah tanah yang subur dengan tanah yang tandus. Kualitas tanah bisa
dilihat dari derajat keasaman (pH), tekstur (komposisi partikel tanah),
dan kandungan garam mineral atau unsur hara.
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah
yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah
juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
5.
Tofografi
Topografi adalah letak suatu tempat
dipandang dari ketinggian di atas permukaan air laut atau dipandang dari garis
bujur dan garis lintang. Topografi yang berbeda menyebabkan perbedaan
penerimaan intensitas cahaya, kelembaban, tekanan udara, dan suhu udara,
sehingga topografi dapat menggambarkan distribusi makhluk hidup. Ketinggian tempat menentukan jenis organisme
yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan
kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
6.
Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata di suatu tempat
yang luas dalam waktu yang lama (30 tahun), terbentuk oleh interaksi berbagai komponen abiotik seperti
kelembaban udara,suhu, curah
hujan, cahaya matahari, dan lain
sebagainya.Iklim mempunyai hubungan yang erat dengan komunitas tumbuhan dan kesuburan
tanah. Contohnya adalah di daerah yang beriklim tropis, seperti Indonesia,
memiliki hutan yang lebat dan kaya akan keanekaragaman hayati yang disebut hutan
hujan tropis sedang kan di daerah subtropis hutan seperti itu tidak
dijumpai.
Beberapa dampak langsung perubahan iklim
yang paling berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati :
a)
Spesies ranges (cakupan jenis)
Perubahan Iklim
berdampak pada pada temperatur dan curah hujan. Hal ini mengakibatkan
beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri, terutama spesies yang mempunyai
kisaran toleransi yang rendah terhadap fluktuasi suhu
b)
Perubahan fenologi
Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran
dalam siklus yang reproduksi dan pertumbuhan dari jenis-jenis organisme,
sebagai contoh migrasi burung terjadi lebih awal dan menyebabkan proses
reproduksi terganggu karena telur tidak dapat dibuahi. Perubahan iklim juga
dapat mengubah siklus hidup beberapa hama dan penyakit, sehingga akan terjadi
wabah penyakit.
c)
Perubahan interaksi antar spesies
Dampak yang iklim perubahan akan berakibat
pada interaksi antar spesies semakin kompleks (predation, kompetisi,
penyerbukan dan penyakit). Hal itu membuat ekosistem tidak berfungsi secara
ideal.
d)
Laju kepunahan
Kepunahan telah
menjadi kenyataan sejak hidup itu sendiri muncul. Beberapa juta spesies yang
ada sekarang ini merupakan spesies yang berhasil bertahan dari kurang lebih
setengah milyar spesies yang diduga pernah ada. Kepunahan merupakan proses
alami yang terjadi secara alami. Spesies telah berkembang dan punah sejak
kehidupan bermula. Kita dapat memahami ini melalui catatan fosil.
7.
Suhu
Suhu
adalah adalah derajat energi panas. Sumber utama
energi panas adalah radiasi matahari. Suhu merupakan komponen abiotik di udara,
tanah, dan air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap makhluk hidup, berkaitan
dengan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi kimia
dalam tubuh makhluk hidup memerlukan enzim. Kerja suatu enzim dipengaruhi oleh
suhu tertentu. Suhu juga mempengaruhi perkembangbiakan makhluk hidup.
Contohnya, beberapa jenis burung akan melakukan migrasi menuju ke daerah yang
suhunya sesuai untuk berkembang biak.
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
8.
Kelembaban
Kelembaban
merupakan salah satu komponen abiotik di udara
dan tanah. Kelembaban di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan
kelembaban di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembaban diperlukan
oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan.
Kelembaban yang diperlukan setiap maklhuk hidup berbeda-beda. Sebagai contoh,
cendawan dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab.
Kelembaban
udara menyatakan tentang jumlah atau banyaknya uap air yang terkandung dalam
atmosfer pada suatu saat dan tempat tertentu komposisinya berubah ubah
tergantung waktu dan tempat Setiap
organisme memiliki kelembaban optimum. Beberapa jenis membutuhkan kelembaban
tinggi dan ada yang justru membutuhkan kelembaban rendah.
9.
Garis
Lintang
Garis
lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di
permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu
saja.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di
antara dua benua, memiliki curah hujan yang cukup tinggi, rata-rata 200-225
cm/tahun. Dengan curah hujan yang tinggi dan merata, cahaya matahari sepanjang
tahun, dan suhu yang cukup hangat dengan suhu rata-rata 27 derajat C, Indonesia
memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi.
10.
Kadar
Garam (Salinitas)
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhn akan mati dan
akhirnya akan mematikan tumbuhn itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi hnya
hidup tumbuhan tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap
lingkungan berkadar garam tinggi.
11.
Derajat Keasaman (pH)
Kesamaan juga berpengaruh jerhadap makhluk hidup. Biasanya
makhluk hidup memerlukan lingkungan yang memilik PH netral. Makhluk hidup tidak
dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam atau basa. Sebagai contoh tanah di
Kalimantan yang umumnya bersifat asam memiliki keanekaragaman yang rendah
dibandingkan dengan di daerah lain yang tanahnya netral. Tanah di Kalimantan
bersifat asam karena tersusun atas gambut.
12.
Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S),
fosfat (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (fe), natrium (Na),
dan khlor (C1). Mineral-mineral itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion
yang larut didalam air tanah. Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya
metabolisme tubuh dan untuk penyusun tubuh. Hewan dan manusia pun memerlukan
mineral untuk penyusun tubuh dan reaksi-reaksi metabolismenya. Selain itu,
mineral juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi
fsikologi (faal) tubuh.
1 komentar:
thanks yach bloknya sangat membantu
Posting Komentar