Ini merupakan tulisan lama dalam rangka Hari Bumi Sedunia. Daripada hanya bersemayam di laptop, lebih baik saya share di sini. Semoga bermanfaat...
TUNJUKKAN
AKSIMU UNTUK BUMI TERCINTA
Apa yang terpikir di benak kita
tentang tanggal 22 April? Tak banyak yang mengingat bahwa tanggal itu adalah
peringatan Hari Bumi Sedunia. Banyak yang lupa atau bahkan seolah-olah lupa
dengan hari penting tersebut. Hari Bumi Sedunia merupakan hari pengamatan
tentang bumi yang diperingati secara internasional setiap tahunnya pada tanggal
22 April. Hari Bumi pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan
kesadaran manusia terhadap planet yang ditinggali oleh manusia saat ini, yaitu
bumi. Pertama kali dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson,
pada tahun 1970. Dia adalah seorang pengajar di bidang disiplin ilmu lingkungan
hidup.
Sangat ironis jika melihat
realita yang terjadi di hadapan mata. Sebagai tenaga pendidik yang mengabdikan
diri di salah satu sekolah terpencil Pegunungan Meratus, kadang saya merasa iri
dengan kehidupan mereka, masyarakat dayak. Sangat berbeda dengan kehidupan
hedonis di kota-kota besar. Tak ada pemborosan air karena air melimpah langsung
dari sumbernya. Tak ada pemborosan listrik karena memang hanya beberapa daerah
yang bisa dijamah oleh listrik. Itu pun lebih banyak padamnya. Tak perlu
memakai AC karena memang selalu tersedia AC alami yaitu kesejukan dari
pepohonan sekitar. Tidak perlu memakai handphone
karena percuma, tak ada jaringan HP di sana. Kulkas tak berarti karena makanan
tak perlu disimpan berlama-lama. Sayuran dan buah-buahan dapat langsung dipetik
segar dari pohonnya. Namun, timbul pertanyaan di benak ini, sanggupkah kita
hidup seperti mereka?
Ah, rasanya sulit! Sehari tanpa
HP saja sangatlah sulit. Apalagi jika harus terputus dengan koneksi internet,
listrik, air, dan yang lainnya. Akan tetapi sebenarnya kita bisa dengan cara
sedikit saja mengurangi pemborosan energi di bumi ini. Tentunya dengan aksi
sedehana seperti menyalakan listrik seperlunya, menggunakan air secukupnya, dan
pemakaian kertas sehemat-hematnya. Meskipun aksi yang dilakukan ini hanya
sedikit, namun jika semua orang mengimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
tentunya bumi ini akan lebih terlihat awet muda.
Kadang hati merasa miris ketika
melihat kertas dan tissue yang dibuang-buang begitu saja. Menurut data WWF, konsumsi
kertas Indonesia pada 2005 berjumlah 5,6 juta m3 kayu untuk
memproduksinya. Data Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menunjukkan
kapasitas produksi kertas mencapai 12,9 juta ton. Kebutuhan dalam negeri
berkisar 6,8 juta ton, sementara sisanya diekspor. Pada semester pertama 2011
saja, nilai ekspor kertas Indonesia meningkat 81,5 juta dolar AS dari periode
yang sama di tahun sebelumnya, dan diperkirakan akan terus bertambah.
Perjalanan hingga akhirnya
menjadi kertas tentu saja melalui proses panjang. Satu batang pohon kayu
penghasil oksigen untuk 3 orang dapat menghasilkan hingga 16 rim kertas. Untuk
memproduksi 1 ton kertas atau sekitar 200.000 lembar dibutuhkan 3 ton kayu
hutan. Pemakaian kertas berlebihan berarti juga menyia-nyiakan sumber daya air,
karena untuk memproduksi 3 lembar kertas dibutuhkan 1 liter air. Dengan
mengumpulkan 1 ton kertas bekas dan melakukan daur ulang, maka kita telah
menghemat lebih dari 600 galon bahan bakar, 70.000 galon air dan 400 kw
listrik/jamnya. Setiap 50 kg kertas yang berhasil didaur ulang, berarti kita
telah menyelamatkan sebatang pohon pinus berumur 20 tahun. Daur ulang kertas
dapat menghemat sumber daya sebesar 75%, mengurangi polusi udara sebanyak
75%-95% dan mengurangi jumlah sampah sekitar 14%-22,6%.
Belum lagi kalau melihat
pemakaian popok untuk bayi. Kalau satu popok sekali pakai saja tidak
bisa hancur dalam waktu singkat, lalu bagaimana jadinya kalau tiap bayi memakai
paling tidak empat popok sekali pakai per harinya?
Menurut Respect Magazine edisi 12, bayi rata-rata menghabiskan 25.000 jam
bersama popok sekali pakai, butuh 6000 kali penggantian pada tahun pertama
saja. Popok sekali pakai banyak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya,
diantaranya: Sodium Polycrylate, dapat menimbulkan reaksi alergi; Dioxin,
dihasilkan dari proses produksi pemutih kertas, beracun dan bersifat persisten
(menetap dalam tubuh); Tributyl Tin (TBT), menyebabkan pencemaran lingkungan
juga beracun bagi tubuh.
Mengetahui berbagai informasi
tersebut, kembali hati ini memikirkan nasib mereka, warga meratus yang hingga
saat ini masih merasakan segarnya oksigen pegunungan. Mungkin saja ratusan,
puluhan, atau bahkan beberapa tahun lagi hutan di sana akan musnah dan
dikonversi menjadi lahan sawit atau pertambangan yang awalnya diimingi dengan
janji-janji manis. Padahal, selama ini mereka sudah berusaha dengan aksi nyata
mereka menjaga bumi ini. Nyatanya, kehidupan layak hanya dirasakan mereka yang
terus mengeksploitasi kekayaan bumi ini, sedangkan warga setempat hanya bisa
merasakan dampak dari kerusakannya.
Yang lebih menyakitkan lagi
ketika tahu bahwa hutan meratus tempat kami mengajar sebentar lagi mungkin akan
dibabat menjadi lahan sawit karena ijin dari pemerintah setempat sudah keluar.
Padahal, di dalamnya tersimpan banyak kekayaan
alam borneo yang patut dilestarikan seperti pohon ulin, berbagai tanaman
berkhasiat obat, ditambah lagi dengan aneka satwa seperti tarsius, burung
enggang, bahkan bekantan.
Tak terbayangkan bagaimana nasib
mereka warga meratus dan juga nasib kami para guru daerah terpencil yang tiap
hari akan melewati jalan terjal yang semakin hancur akibat keluar masuknya alat
transportasi proyek tersebut. Takkan terbayang bagaimana nasib perairan yang
ada di sana jika harus ada sawit yang rakus. Bagaimana jika akhirnya lahan di
sana akhirnya juga dijadikan tambang batubara besar-besaran? Tak banyak yang
bisa kami lakukan kecuali dengan memberikan pemahaman lebih kepada para siswa
untuk bisa menjaga kelestarian lingkungan mereka.
Namun, dari sana kami dapat lebih
belajar bagaimana seharusnya melakukan aksi nyata untuk menjaga lingkungan yang
tidak lain adalah mencoba meniru bagaimana kehidupan warga meratus. Bukankah
mereka masih bisa bertahan hidup meski tanpa jaringan HP, AC, kulkas, atau
keberadaan listrik yang minim? Memang kita tak bisa melaksanakan sepenuhnya. Namun,
kita bisa memulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Our small contribution leads to big result. Selamat hari bumi sedunia.
Tunjukkan aksimu!
1 komentar:
1xbet korean sportsbook Archives - legalbet.co.kr
1xbet korean sportsbook Archives, official website of the league in 제왕 카지노 the Asia-Pacific. Sports Betting with deccasino 1xbet Malaysia. Online Betting with 1xbet korean 1xbet Malaysia.
Posting Komentar